LAPORAN
PRAKTIKUM
“KOAGULASI
dan PENGENDAPAN PROTEIN”
TUGAS MATA KULIAH BIOKIMIA
Jurusan
Peternakan
Program Studi
Produksi Ternak
Oleh
Fandi Tri
Laksono
Dosen
Dr. Ir. Rr.
Merry Muspita DU,MP
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
2013
A.
PENDAHULUAN
Larutan adalah
sediaan cair yang menngandung satu atau lebih zat kimia yang
terlarut. Larutan langsung adalah larutan yang terjadi karna hanya sebuah
peristiwa fisika, bukan peristiwa kimia. Larutan tidak langsung adalah larutan
yang terjadi semata-mata karna peristiwa fisika. Larutan dapat digolongkan pula
menjadi larutan molekuler , miseler, dan makromolekuler. Larutan mikromolekuler
adalah suatu larutan yang secara keseluruhan mengandung mikro init yang terdiri
atas molekul atau ion, eperti alkohol, gliserin, ionatrium, dan ion clorida
dengan ukuran 1-10 Ampere. Larutan miseler adalah suatu larutan yang mengandung
bahan padat terlarut berupa agregat (misel) baik dalam bentul molekul atau
ion.Jadi larutan miseler dapat dianggap sebagai larutan perserikatan koloid.
Larutan makromolekuler adalah larutan yang mengandung bahan padat terlarut
berupa larutan mikromolekuler, tetapi ukuran molekul atau ionnya lebih besar
dari mikromolekuler.Mis. Larutan PGA, larutan CMC, larutan albumin dan larutan
polifinil pirolidon.
Dalam istilah
kimia fisik, larutan dapat di pisahkan dari campuran yang manasaja dari tiga
macam keadaan zat yaitu padat,cairan dan gas.
Kelarutan suatu
bahan dalam suatu pelarut tertentu menunjukan konsentrasi maksimum larutan yang
dapat di buat dari bahan dan pelarut tersebut.bila suatu pelarut pada suhu
tertentu melarutkan semua zat terlarut sampai batas gaya melarutkanya, larutan
ini disebut larutan jenuh.
Suhu merupakan
faktor yang penting dalam menentukan kelarutan dan dalam mempersiapkan
larutannya. Kebanyakan bahan kimia menyerap panas bila di larutkan di tekanan
mempunyai panas larutan negative, yang memyebabkan meningkatnya kelarutan dan
kenaikan suhu. Segolongan kecil bahan kimia mempunyai panas larutan positif dan
menunjukan berkurangnya kelarutan dengan tenakanan suatu kenaikan suhu.
disamping suhu, faktor-faktor lain juga mempengaruhi kelarutan ini.
Kelarutan suatu
zat pelarut tertentu dapat diketahui dengan membuat larutan jenuh dari zat itu
pada suhu yang spesifik dan penentuan jumlah zat yang larut dalam
sejumlah berat tertentu dari larutan dengan cara analisis kimia. Dengan
perhitungan sederhana, dapat ditentukan jumlah pelarut dibutuhkan untuk
mularutkan sejumlah zat terlarut.
B. LANDASAN TEORI
1.
Uji
Millon
Pereaksi Millon adalah larutan
merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Jikapereaksi ini ditambahkan pada
larutan protein maka akan menghasilkan endapan putih yangdapat berubah menjadi
merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol karena
terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna.Tetapi
khusus untuk proteoso dan pepton secara langsung akan menghasilkan larutan
yangberwarna merah. Endapan yang terbentuk berupa garam kompleks dari tirosin
yang ternitrasi.Jika larutan protein yang akan dianalisis ada dalam suasana
basa, maka terlebih dahulu harusdinetralisasi dengan asam (bukan HCl). Jika
tidak, ion merkuri dari pereaksi akan mengendapsebagai Hg(OH)2. Ion Cl- dapat
bereaksi dengan asam nitrat menghasilkan radikal klor yangdapat merusak
kompleks berwarna.
2.
Reagen
Millon
Reagen Millon adalah larutan asam nitrat yang
mangandung raksa (I) nitrat dan raksa (II) nitrat. Bila reagen millon
dicampurkan dengan larutan yang mengandung protein akan terbentuk endapan putih
yang akan berubah merah bila dipanaskan. Reagen yang dipanaskan dalam uji
millon adalah larutan merkuri dan ion merkuro dalam suasana asam nitrat.Warna
merah yang terbentuk mungkin adalah garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi
reagen Millon's adalah sebuah reagen analisis yang digunakan untuk mendeteksi
keberadaan larut protein.
3.
Uji
Biuret
Reagen biuret berfungsi untuk menguji kandungan protein
dalam suatu zat (makanan) —–> apabila setelah ditetesi biuret, makanan/ sari
makanan yang mengandung protein akan berubah menjadi berwarna ungu. Uji ini
didasarkan pada reaksi pembentukan kompleks Cu2+ dengan gugus -CO dan -NH dari
rantai peptida dalam suasana basa.Hasil positifnya akan membentuk warna
ungu. Uji Biuret adalah uji umum untuk protein(ikatan peptida), tetapi tidak
dapat menunjukkan asam amino bebas. Zat yang akan diselidiki mula-mula ditetesi
larutan NaOH, kemudian ditetesi larutan tembaga(II)sulfat yang encer. Jika
terbentuk warna ungu berarti zat itu mengandung protein.
4.
Lar.
Kasein
Kasein adalah zat yang digunakan sebagai
stabilisator emulsi air susu. Kasein merupakan proteida fosfor yang dijumpai
dalam endapan koloida air susu.
Kasein merupakan hasil pengolahan susu yang larut dalam larutan alkali dan asam pekat, mengendap dalam asam lemak, dan tidak larut dalam air, digunakan dalam pembuatan kertas sebagai bahan perekat dan pengikat pigmen pada permukaan kertas cetak seni atau digunakan dalam ofset sebagai bahan peka cahaya dalam pembuatan pelat.
Kasein merupakan hasil pengolahan susu yang larut dalam larutan alkali dan asam pekat, mengendap dalam asam lemak, dan tidak larut dalam air, digunakan dalam pembuatan kertas sebagai bahan perekat dan pengikat pigmen pada permukaan kertas cetak seni atau digunakan dalam ofset sebagai bahan peka cahaya dalam pembuatan pelat.
5.
Lar.
Gelatin
Gelatin
adalah protein yang diperoleh dari jaringan kolagen hewan yang terdapat pada
kulit, tulang dan jaringan ikat. Gelatin yang ada di pasaran umurnnya
diproduksi dari kulit dan tulang sapi atau babi.
6.
Lar.
Nartrium Hidroksida
Natrium
hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda
kaustik atau sodium hidroksida adalah sejenis basa
logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida
basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk
larutan alkalin
yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang
industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun
dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa
yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia. Natrium hidroksida murni
berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran
ataupun larutan jenuh 50%.
7.
Lar.
Etanol
Etanol,
disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut,
atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah
terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat
psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol
dan termometer modern. Etanol adalah salah satu
obat rekreasi yang paling tua. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal,
dengan rumus kimia C2H5OH
dan rumus empirisC2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil
eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan
"Et" merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5).
8. Lar. Asam Klorida
Asam klorida
adalah larutan akuatikdari gas hidrogenklorida
(HCl). Larutan ini
adalah asam kuat dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Hidrogen
klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia dapat
berdisosiasi melepaskan satu H+ hanya sekali. Dalam larutan asam
klorida, H+ ini bergabung dengan molekul air membentuk ion hidronium, H3O+.
Ion lain yang terbentuk adalah ion klorida, Cl−. Asam klorida oleh karenanya
dapat digunakan untuk membuat garam klorida, seperti natrium
klorida. Asam klorida adalah asam kuat karena ia berdisosiasi
penuh dalam air. HCl merupakan bahan baku pembuatan besi (III) klorida (FeCl3)
dan polyalumunium chloride (PAC), yaitu bahan kimia yang
digunakan sebagai bahan baku koagulan dan flokulan.
Koagulan dan flokulan digunakan pada pengolahan air.
Asam klorida
merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk menentukan jumlah basa. Asam yang lebih
kuat akan memberikan hasil yang lebih baik oleh karena titik akhir yang jelas.
Asam klorida azeotropik (kira-kira 20,2%) dapat digunakan sebagai standar primer dalam
analisis kuantitatif, walaupun konsentrasinya bergantung pada tekanan
atmosfernya ketika dibuat. HCl juga merupakan larutan elektrolit.
C. HASIL PANGAMATAN
1.
Hasil
Pengamatan Uji Millon
No Tabung
|
Jenis Larutan (2 ml)
|
Hasil
|
1
|
Lar.
Albumin
|
Warna awal
sebelum dipanaskan berwarna bening.
ü Pemanasan
1 :
Warna mulai menjdai putih keruh
dan mulai ada endapan pada menit ke dua.
ü Pemanasan
2 :
Warna tetap seperti pemanasan 1
putih keruh tetapi pemanasan 2 ini berendap semua.
|
2
|
Lar.
Gelatin
|
Warna awal
sebelum dipanaskan berwarna kuning.
ü Pemanasan
1 :
Warna mulai menjadi kuning
keruh dan tidak ada endapan.
ü Pemanasan
2 :
Warna berubah menjadi kuning
tidak terlalu keruh dan hamper mengendap.
|
3
|
Lar.
Kasein
|
Warna awal
sebelum dipanaskan berwarna bening.
ü Dalam
pemanasan 1 dan pemanasan 2 tidak terjadi perubahan warna. Warna tetap bening
dan tidak ada endapan yang terjadi
|
2.
Hasil
Pengamatan Uji Biuret
No Tabung
|
Jenis Larutan
|
Hasil
|
1
|
1
ml Lar. Albumin
1
ml NaOH
2
tetes CuSO4
|
Sebelum homogenisasi warna larutan putih
bening.
Setelah
dikocok warna berubah menjadi ungu (violet) dan larutan bening.
|
2
|
1
ml Lar. Gelatin
1
ml NaOH
2
tetes CuSO4
|
Sebelum homogenisasi, gelatin, NaOH, dan
CuSO4 tidak homogeny warna larutan biru dan gelatin coklat.
Sesudah
di homogenisasi antara gelatin dan NaOH serta CuSO4 tidak bercampur namun
warna menjadi ungu.
|
3
|
1
ml Lar. Kasein
1
ml NaOH
2
tetes CuSO4
|
Sebelum di homogenisasi warna larutan putih
bening.
Setelah
dokocok warna larutan berubah menjadi biru dan larutannya bening.
|
3.
Hasil
Pengamatan Uji Pengendapan
No Tabung
|
Pereaksi
|
Hasil
|
1
|
1
ml HCl 0,1 N
6
ml etanol 95%
|
Larutan atas
berwarna putih bening. Bawah berwarna putih susu, diantara kedua lapisan
terdapat warna kuning. Endapan berwarna putih dan tidak larut
|
2
|
1
ml NaOH 0,1 N
6
ml etanol 95%
|
Terbagi 3
lapisan, lapisan atas berwarna putih dan menggumpal, lapisan tengah berwarna
putih bening. Lapisan bawah berwarna putih susu dan terdapat endapan puth
susus. Larutan bawah encer
|
3
|
1
ml Buffer asetat
6
ml etanol 95%
|
Terbagi
menjadi 3 lapisan : atas berwarna putih dan menggumpal, lapisan tengah putih
keruh, lapisan bawah putih tapi encer. Terdapat putih susu, larutan pereaksi
larut saat di panaskan.
|
D. PEMBAHASAN
1.
Uji
Millon
Pada percobaan
ini dengan mengujikan larutan albumin (2 ml) kedalam tabung pertama, larutan
gelatin (2 ml) kedalam tabung kedua, dan larutan kasein (2 ml) kedalam tabung
ketiga. Dimana dari ketiga tabung tersebut ditambahkan 4 tetes larutan millon.
Dan reaksi yang diberikan pada ketiga tabung tersebut menghasilkan warna yang
berbeda-beda, menimbulkan endapan pada tabung dan ada yang tidak menimbulkan
endapan sama sekali.
2.
Uji
Biuret
Pada percobaan ini dengan mengujikan
larutan albumin (2 ml) kedalam tabung pertama, larutan gelatin (1 ml) kedalam
tabung kedua, larutan kasein (1 ml) kedalam tabung ketiga. Dimana dari ketiga
tabung tersebut ditambahkan 2 tetes larutan CuSO4 0,1 N dan larutan NaOH 1 ml.
reaksi yang diberikan ketiga tabung tersebut menghasilkan warna berbeda-beda
yaitu pada tabung 1 sebelum
3.
Uji
Pengendapan
E.
KESIMPULAN
1.
Pereaksi
millon ini bertujuan untuk mengetahui protein (mendeteksi keberadaan larutan
protein), jika mengandung protein akan menghasilkan endapan putih dan endapan
putih akan berubah menjadi merah bila dipanaskan terus-menerus.
2.
Pereaksi
biuret bertujuan untuk mengetahui kandungan protein dalam suatu zat (makanan)
jika mengandung protein akan berubah warna ungu.
3.
Uji
pengendapan bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak endapan yang dihasilkan
oleh larutan-larutan yang di uji kan dalam uji pengendapan ini.
4 komentar:
mari kita basmi koruptor di indonesia...!!!
MERDEKA...!!!
bagus artikel.a
sangat membantu
extraordinary
full experience
Post a Comment