Daya Cerna Unggas

Sunday, June 23, 2013



LAPORAN PRAKTIKUM
PENGETAHUAN BAHAN PAKAN TERNAK
DAYA CERNA UNGGAS




Disusun oleh
Fandi Tri Laksono
C31120310

Dosen
Dr. Ir. Rr. Merry Muspita DU,MP



JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2013
BAB I
PENDAHULUAN

1.      Landasan Teori
Pencernaan pakan merupakan suatu rangkaian proses yang terjadi pada pakan selama berada didalam saluran pencernaan sampai memungkinkan terjadinya suatu penyerapan. Untuk penentuan kecernaan dari suatu pakan maka harus diketahui terlebih dahulu dua hal yang penting yaitu; jumlah nutrien yang terdapat dalam pakan dan jumlah nutrien yang dapat dicerna yang dapat diketahui bila pakan telah mengalami proses pencernaan.
Pengukuran kecernaan atau nilai cerna suatu bahan pakan adalah usaha menentukan jumlah nutrien dari suatu bahan pakan yang didegradasi dan diserap dalam saluran pencernaan. Daya cerna juga merupakan presentasi nutrien yang diserap dalam saluran pencernaan yang hasilnya akan diketahui dengan melihat selisih antara jumlah nutrien yang dimakan dan jumlah nutrien yang dikeluarkan dalam feses. Nutrien yang tidak terdapat dalam feses inilah yang diasumsikan sebagai nilai yang dicerna dan diserap.
Potensi suatu bahan pakan dalam menyediakan zat makanan bagi ternak dapat ditentukan melalui analisis kimia. Namun, sayangnya potensi bahan pakan tersebut tidak semuanya dapat dimanfaatkan, karena nilai sesungguhnya bahan pakan dicerminkan dari bagian yang hilang setelah melalui proses pencernaan, penyerapan dan metabolisme. Oleh karenanya bagian bahan pakan maupun zat makanan yang hilang setelah pencernaan urgen sifatnya untuk diketahui.
Bagian yang hilang dapat ditentukan secara langsung yaitu kehilangan secara langsung yaitu kehilangan karena pencernaan (digestion). Istilah kecernaan atau daya cena (digestibility) didefinisikan sebagai bagian zat makanan dari bahan pakan yang tidak dieksresikan dalam feses atau dengan asumsi bahwa zat makanan yang terdapat dalam feses adalah habis dicerna adan diserap.
Pengukuran kecernaan pada ternak secara langsung tidak akan terlepas dari konsumsi pakan itu sendiri. Secara lansung kecernaan bahan pakan tergantung pada kondisi fisiologis ternak yang sangat ditentukan oleh ketersediaan dan kemampuan ternak untuk mengkonsumsi pakan.


2.      Tujuan
-          Dapat mengetahui dan menghitung daya cerna dari pakan yang diberikan pada ayam broiler.
-          Dapat mengetahui pakan yang berkualitas tinggi berdasarkan daya cernanya.
-          Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi daya cerna pakan yang diberikan.


BAB II
HASIL DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

1.      Tabel hasil data pengamatan feses
·         Berat wadah = 1,1 gram
Bahan pakan
Kode
Berat
BK
(%)
Rata - rata
Basah (gram)
Kering (gram)

BR 1
1.1
62,0
9,0
14,8

16,2
1.2
76,7
12,7
16,8
1.3
40,6
6,7
17,0

Jagung
2.1
41
5,6
14,0

14,8
2.2
29,1
4,6
16,4
2.3
26,0
3,5
14,0

BKK
3.1
63,7
7,6
12,1

15,2
3.2
84,2
10,5
12,6
3.4
55,7
11,4
20,9

Sparator
4.2
24,8
5,1
21,5

23,0
4.4
36,8
7,8
21,8
4.5
32,6
8,1
25,7


·         Perhitungan

Ø  Bahan kering (%) BR 1

Rumus :
BK = × 100%



v  Kode 1.1
BK =  × 100% = = 14,8%

v  Kode 1.2
BK =  =  × 100% = 16,8%

v  Kode 1.3
BK =  =


BK rata-rata BR 1 = =  %

Ø  Bahan kering (%) Jagung
Rumus :
BK = × 100%

v  Kode 2.1
BK =  × 100% = = 14,0%

v  Kode 2.2
BK =  =  × 100% = 16,4%

v  Kode 2.3
BK =  =


BK rata-rata Jagung = =  %


Ø  Bahan kering (%) BKK
Rumus :
BK = × 100%

v  Kode 3.1
BK =  × 100% = = 12,1%

v  Kode 3.2
BK =  =  × 100% = 12,6%

v  Kode 3.4
BK =  =


BK rata-rata BKK = =  %

Ø  Bahan kering (%) sparator
Rumus :
BK = × 100%

v  Kode 4.2
BK =  × 100% = = 21,5%

v  Kode 4.4
BK =  =  × 100% = 21,8%

v  Kode 4.5
BK =  =

BK rata-rata Sparator = =  %


2.      Tabel hasil data pengamatan bahan pakan

Bahan pakan
Berat cawan
Berat sampel
Berat setelah di oven
BK
(%)
BR 1
12,0169
1,6303
13,5416
93,5
Jagung
12,9959
1,7175
14,5492
90,5
BKK
12,8611
1,7727
14,4733
90,9
Sparator
13,7117
1,6989
15,2824
92,5

·         Perhitungan
Rumus Bahan Kering
BK =

Ø  Berat Kering bahan pakan BR 1

BK =  =

Ø  Berat Kering bahan pakan Jagung

BK =  =

Ø  Berat Kering bahan pakan BKK

BK =  =

Ø  Berat Kering bahan pakan Sparator

BK =  =



3.      Perhitungan Kecernaan (%)
Rumus :
KCBK =  
 =

·         KCBK(%)  BR 1
KCBK  =  
=  = 79,66%

·         KCBK (%) jagung
KCBK  =  
=  = 89,87%

·         KCBK (%) BKK
KCBK  =  
=  = 77,67%

·         KCBK (%) Sparator
KCBK  =  
=  = 84,93%
BAB III
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Dari praktikum yang telah kami lakukan yaitu meneliti dan menghitung daya cerna pakan BR1(kelompok 1), jagung(kelompok 2), BKK(kelompok 3), dan sparator (kelompok empat), yang diberikan sebagai pakan ayam broiler didapatkan hasil bahwa pakan yang memiliki daya cerna paling tinggi adalan pakan jagung yang memiliki presentase KCBK : 89,87% , kemudian disusul secara berturut – turut yaitu pakan sparator pada urutan kedua yang memiliki presentase KCBK : 84,93% , kemudian pakan BR 1 pada urutan ketiga yang memiliki presentase KCBK : 79,66% , dan yang terakhir adalah pakan BKK yang memiliki presentase KCBK : 77,67%
Menurut Tilman et al. (1998) faktor yang mempengaruhi daya cerna pakan diantaranya adalah komposisi zat makanan yaitu serat kasar. Serat kasar yang terlalu tinggi akan mengurangi konsumsi dari nutrien yang tercerna. Konsumsi serat kasar yang semakin tinggi bukan berarti akan menghasilkan pertumbuhan ternak dan produksi yang lebih baik. Hal ini disebabkan serat kasar bersifat menurunkan daya cerna. Hal ini sejalan dengan Cheeke dan Patton (1980) yang menyatakan bahwa semakin tinggi kadar serat kasar dalam bahan pakan, semakin cepat pula laju pergerakan zat makanan sehingga dapat diperkirakan bahwa kecernaan zat-zat makanan akan semakin rendah karena untuk mencerna serat kasar diperlukan banyak energi.
Bahan pakan jagung memiliki daya cerna paling tinggi, yaitu memiliki presentase KCBK 89,87% karena jagung mengandung Bahan kering  : 75 – 90 %, Serat kasar : 2,0 %, Protein kasar : 8,9 %, Lemak kasar: 3,5 %. Dilihat dari data kandungan nutrisi jagung tersebut diketahui bahwa jagung memiliki kandungan serat kasar yang sangat sedikit yaitu 2,0% sehingga jagung memiliki daya cerna yang tinggi. Hal ini sama dengan literatur yang ada yaitu jika serat kasar pada suatu bahan pakan itu tinggi akan mengurangi konsumsi dari nutrien yang tercerna, sehingga jika dibandingkan dengan keempat sampel bahan pakan, jagung adalah bahan pakan yang memiliki daya cerna paling tinggi karena memiliki kandungan serat kasar yang relatif rendah yaitu 2,0%. Ini membuktikan bahwa bahan pakan jagung memiliki kualitas yang baik sebagai bahan pakan ayam broiler jika dibandingkan dengan ketiga bahan pakan yang ada yaitu separator, BR 1 dan BKK jika dilihat dari daya cerna yang ada
Bahan pakan sparator yang memiliki presentase KCBK 84,93% menduduki pringkat kedua yang memiliki daya cerna tinggi setelah jagung karena bahan pakan sparator mengandung Protein : 12 %, Energi Metabolisme : 2850 Kcal/kg, Lemak:12%, Serat Kasar : 3,0%, Ca : 0,04%, P : 1,4%, Na : 0,07%, , K : 1,1%, CL : 0,07%. Dari data tersebut diketahui bahwa bahan pakan separator memiliki presentase serat kasar lebih tinggi dari bahan pakan jagung yaitu 3,0%, sehingga daya cerna separator lebih rendah dibandingkan dengan bahan pakan jagung yaitu 84,93%
Bahan pakan BR 1 merupakan pakan berbentuk tepung, pelet atau crumble yang diberikan kepada ayam broiler. Bahan pakan BR 1 ini memiliki presentase KCBR 79,66% berada pada nomor ketiga dalam daya cerna pakan. Karena BR 1 memiliki kandungan protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal. Dari data kandungan nutrien tersebut diketahui bahwa BR 1 memiliki presentase kandungan serat kasar yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan sampel bahan pakan jagung dan separator yaitu memiliki presentase serat kasar 4%. Hal ini menjadikan bahan pakan BR 1 mempunyai daya cerna yang rendah dibandingkan dengan bahan pakan jagung dan separator karena memiliki presentase serat kasar yang lebih tinggi dari kedua sampel tersebut.
Dan BKK (bungkil kedelai) yang memiliki presentase KCBK 77,67% adalah bahan pakan yang memiliki daya cerna paling rendah diantara bahan pakan yang lain karena BKK memiliki kandungan nutrisi 91% BK; 6,2% abu; 5,9% SK; 4,9% Lemak; 30% BETN; 44% PK. Menurut data literatur kandungan nutrisi pada bahan pakan BKK tersebut diketahui bahwa dari keempat sampel bahan pakan, BKK mempunyai pressentase kandungan serat kasar yang paling tinggi dibandingkan dengan kandungan presentase serat kasar bahan pakan yang lainya yaitu 5,9%. Ini membuat BKK mempunyai daya cerna paling rendah karena memiliki kandungan serat kasar yang paling tinggi sehingga mengurangi konsumsi dari nutrien yang tercerna. Hal ini di tandai dengan banyaknya feses yang di keluarkan (sedikit nutrient yang di serap).









BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Dari  hasil praktikum yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa :
§  faktor yang mempengaruhi daya cerna pakan diantaranya adalah komposisi zat makanan yaitu serat kasar. Serat kasar yang terlalu tinggi akan mengurangi konsumsi dari nutrien yang tercerna
§  dari keempat bahan pakan (BR1, jagung, BKK dan separator), bahan pakan jagung memiliki daya cerna paling tinggi karena memiliki presentase serat kasar yang paling rendah yaitu 2,0%. Dan menjadikan bahan pakan jagung memiliki kualitas yang paling tinggi sebagai pakan broiler jika dibandingkan dengan bahan pakan yang ada(BR1, BKK dan separator)




















Daftar Pustaka

2011msa.BABII_Tinjauan_pustaka.pakan-ayam-broiler.pdf

4 komentar:

Unknown said...

laporanx sip dah..

Unknown said...

sip...
makasih laporannya,,, membantu saya ttg nutrisi pakan ternak

Unknown said...

rumusnya jelasss, terimakashh telah membantu

Supriyono said...

informasinya bagus
daya cerna ternak sangat penting ternyata ya gan

Post a Comment